Selasa, 27 Januari 2015

Kepada pemilik Lautan

"Wahai Laut yang temaram, apalah arti memiliki? Ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami"
"Wahai Laut yang lenggang, apalah arti kehilangan? Ketika kami sebenarnya menemukan banyak saat kehilangan, dan sebaliknya, kehilangan banyak pula saat menemukan."
"Wahai Laut yang sunyi, apalah arti cinta? Ketika kami menangis terluka atas perasaan yang seharusnya indah? Bagaimna mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang seharusnya suci dan tidak menuntut apa pun?"
"Wahai Laut yang gelap, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak  melupakan? dan tidak terbilang keinginan melupaka saat kami rindu? hingga rindu dan melupakan jaraknya setipis benang saja."

"Rindu". Hal 494-495. 2014. Novel karya Tere Liye. Penerbit : Republika, Jakarta.

Halaman favorit di buku ini. Menggambarkan kebingungan sosok Gurutta (tokoh ulama terkenal, 75 tahun -dalam novel), padahal sejatinya beliau adalah ulama mahsyur yang terkenal. Sosoknya sangat dihargai oleh para penumpang kapal, bahkan oleh kapten kapal beserta kelasinya. Omongannya didengar dan tak sedikit yang menanyakan pertanyaan seputar kehidupan kepada beliau. Dihormati. Disegani. 

Tapi jangan salah, ulama terkenal, dan berpengalaman saja masih mempunyai banyak pertanyaan mengenai hidup. Memiliki. Kehilangan. Cinta. dan Rindu. Empat hal yang sangat membutuhkan jawaban, namun laut tentunya tidak dapat berkata, Empat hal yang membuat gusar, namun laut tetap tidak dapat berkata. 

Seringkali kita memiliki sebuah/beberapa pertanyaan, lantas menunggu jawaban.. menunggu, hingga akhirnya jawaban didapat. Tapi kenapa seringkali kita kecewa dengan jawabannya? Bukankah yang kita tunggu adalah jawaban? Atau sebenarnya yang betul-betul kita tunggu adalah persetujuan? 

Kecewa dengan keputusan-Nya padahal hanya Dia yang pantas menjawabnya.

Benarkah selama ini doa-doa yang kita panjatkan adalah sebuah paksaan kepada-Nya? -padahal sangat tidak mungkin Dia dipaksa. Yang ketika jawabannya berupa keputusan "Tidak", "Bukan", "Nanti dulu", "Tidak sekarang", "Bukan kamu", lantas kita merasa marah, kesal, benci, menganggap Dia tidak adil, Dia tidak mendengar doa kita. Benarkah?

Atau ketika kita diberikan jawaban berupa sebuah peristiwa, pelajaran kehidupan, pengalaman, nasihat teman. Namun kita tidak mau terima dengan jawaban itu kemudian kita mencari-cari sebuah alasan, mencari-cari pembenaran, merubah makna ayat, merubah makna hadits, berkata palsu. Benarkah?

Sekali lagi seharusnya kita bertannya kepada diri sendiri. Apakah itu sebuah pertanyaan (doa-doa) atau kah sebuah kalimat paksaan? 

Rabu, 21 Januari 2015

Suka Sayang Cinta, who know?

Sebelumnya sewaktu di Baduy pernah diakuin apa itu suka sayang cinta, kalau menurut pribadi jawabannya seperti ini..

Suka : sesuatu yang menarik perhatian
Dimisalkan kalian sedang berjalan ke suatu tempat perbelanjaan, dari setiap toko pasti ada barang display kan, nah memang barang display biasanya adalah barang yang terbaik. Contohnya kalian lewat bag corner, di toko A ada tas bagus banget, kalian suka, nah suka yang ini nih. Selanjutnya tas itu bisa kalian beli, kalian samperin, kalian liatin aja, kalian puja puji, kalian ceritain ke teman-teman, atau bisa jadi kalian abaikan. Lanjut berjalan. Dan gak heran setelah sekian langkah kaki, kalian menemukan tas yang lain. Kemudian kalian suka tas yang lain. Atau suka terhadap banyak tas. Atau memang gampang suka terhadap sesuatu. Yang sebelumnya? entah. Menurut gua suka adalah level yang teramat biasa saja. Gak spesial. Jadi kalau ada yang bilang dia suka kamu, menurut gua jangan terlalu gimana-gimana. Karena bisa jadi kalian emang yang disukain, tapi yang ke-sekian. Bisa jadi.

Sayang : saat kalian mau dia baik-baik aja, ga kenapa-kenapa
Kalian punya adik, atau kakak, atau barang kesayangan seperti boneka, atau binatang peliharaan. Atau apapun, atau siapapun yang pernah bikin kalian jengkel?. Kali ini gua pertegas dengan hubungan gua dengan adik. Gua rasa berkali-kalinya dia nyebelin, jengkelin, rese, gamau nurut, gua akan selalu luluh kalau dia udah nangis, entah orang lain yang bikin nangis atau malah gua yang bikin nangis. Atau dengan binatang peliharaan bahkan dengan boneka yang sebenarnya ga bisa apa-apa. Sebuah rasa yang ga mau dia kenapa-kenapa. Gua namakan itu rasa sayang.

Cinta : .. entah ..
Gua belum tau ini apa, yang gua tau cinta adalah hal yang membuat sebuah pasangan long-last sampai mereka dipisahkan oleh maut. Entah apa rasanya. Entah bagaimana cinta yang membuat pasangan tersebut bertahan dalam sebuah hubungan yang membosankan. Entah bagaimana cinta yang menjadi alasan mereka hidup hingga akhir. Tapi akhir-akhir ini gua jadi memikirkan suatu definisi, kalau cinta itu ada di level tertinggi, ketika kalian bahkan ga punya alasan kenapa kalian mencintai sesuatu atau seseorang. No excuse, only effort. 
Jadi gua rasa orang-orang yang bilang I love You atau Aku Cinta Kamu atau Aku Mencintaimu tanpa berani menikahi pasangannya adalah orang-orang yang ga sepaham dengan definisi cinta menurut gua. Apalagi yang bilangnya setiap hari, semakin sering gua rasa orang itu malah semakin menyederhanakan definisi cinta.

Tapi ga tau lah ya, gua juga bukan siapa-siapa dan belum banyak pengalaman. Dan ini hanya sekedar postingan iseng di waktu luang :) 

Senin, 05 Januari 2015

Rahasia Langit

Aku ingin tahu rahasia langit. Mengungkap rahasia di atas sana. Suatu hari aku akan mampir ke sebuah gudang. Gudang Kesabaran
Aku tahu setiap malam ummi berdoa, pasti di dalamnya ada terselip doa minta kesabaran. Tapi yang aku belum tahu sampai sekarang berapa banyak sabar yang langit turunkan. Siapa yang mengantarkannya? dengan apa? seberapa berat? apakah segenggam? setoples? sekarung? atau memang ditiupkan saja?
Anak-anaknya ? ada. Suami? ada. Masalah tetangga? masalah keluarga? teman? rekan kerja? rekan kerja yang berkhianat? teman yang berkhianat? adaaa. Mari kita berhitung. Hanya dengan satu hati, bermacam macam masalah beliau selesaikan, apa hanya dengan sabar? Maka sungguh banyak sekali rasa sabar yang langit turunkan.
Atau memang hanya sabar? atau ada faktor lain? Aku sering baca mengenai kekuatan hati seorang wanita. Apa ini kisah nyatanya?
.
.
.
.
.
.
.
.
.
aku selalu mengiringi ucapan doa dalam hari ulang tahunnya, hari ibu, atau hari ke-ummi-an lainnya agar semoga Allah selalu memberi ummi kesabaran :)
Semoga ummi selalu sabar menjalani hari seiring kami (anak-anaknya) beranjak mendewasakan diri.
Semoga petugas langit tak pernah absen dalam memberi ummi rasa sabar di setiap harinya, dengan doa, maupun tanpa doa di malam itu..