Rabu, 07 Maret 2018

Mindset Sebuah Pertanda

Siapa dari kalian jika jatuh lantas bahagia? Jika ditinggalkan seseorang yang berharga kemudian bahagia? Jika kulit terkena duri lantas bahagia? Jika dituduh,  difitnah,  dighibahi jadi bahagia? Ketika diberikan rasa khawatir akan kemiskinan, kesulitan,  tekanan orang lain kemudian berubah menjadi orang paling bahagia sedunia?
Hahaha pasti gaada.  Atau ada,  sedikit,  and so how lucky are you guys.
.
Tertarik.  Tergugah. Tercerahkan dengan hadits berikut..
.
.
"meminta ampunan/maaf" dari Allah
.
Siapa makhluk yang bersih dari dosa? Bahkan sebaik-baik manusia,  Rasulullah SAW,  pernah mendapat teguran karena salah berperilaku
Lantas siapa kita merasa tidak punya dosa
.
.
Pagi,  siang,  malam.  Pasti kita hapal dengan doa ampunan dosa.  Memohon yang Maha Pengampun sudi memaafkan kita sebagai manusia.  Mengatasnamakan  kalimat "manusia tempat salah dan lupa" kadang menjadi excuse,  mewajari bahwa kita (manusia) pasti akan salah.
Kemudian kembali memanjatkan doa mohon ampun.  Mohon ampun. Mohon ampun,  dan seterusnya.
Tidaklah salah jika kalian memohon ampun kepada yang Maha Pengampun.
.
.
Tapi coba cermati hadits berikut,  Subhanallah,  mudah bagi Allah untuk kemudian kun fayakun menjadikan dosa kita terhapus.  Namun dari banyak cara Allah menghapus dosa adalah diberikannya penyakit,  penderitaan,  kemelaratan,  kesedihan,  kesusahan,  dan lain-lain
.
Ayo coba dicek mindset kita masing-masing. Apakah ketika datang kepadamu sebuah penyakit,  penderitaan,  kesusahan,  dan lain-lain tersebut lantas kamu bersyukur bahwa ini adalah tahap penghapusan dosa? Bukankah seharusnya kamu gembira bahwa jika kamu sabar menghadapinya maka akan terhapus dosa-dosamu yang super banyak itu?
.
.
Subhanallaah, saat ini pun masih berusaha sabar,  bertahan,  bersyukur atas semua penyakit maupun ujian dalam bentuk apapun.  InsyaAllah membangun mindset bahagia karena sedang menjalani proses penghapusan dosa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar