Hmm setahun lalu lagi apa ya… lagi cari beberes kelengkapan wisuda tapi apa daya ga dapet kloter wisuda agustus, Alhamdulillah masih dapet yang kloter November
Oke mundur lagi, 2 tahun lalu lagi apa ya.. lagi sibuk praktikum terakhir. Praktikum 3. Kali itu praktikumnya gak terlalu banyak laporan, tapi mesti jualan. Dan memegang jabatan sebagai bendahara cukup memusingkan karena memikirkan pengeluaran dan pemasukan.
Okay, jangan kejauhan. Mau mundur ke kira-kira satu setengah tahun yang lalu. Yaitu momen semester 8. Semester paling ga banyak kelas. Alhamdulillah beberapa kali kesempatan justru mengisi kelas. Semester 8. Semesternya skripsi.
Mau nulis tentang skripsi karena baru-baru ini booming lagi karena ‘sudah waktu’nya adik tingkat untuk lulus tepat waktu. Juga karena fenomena lulus cepat vs lulus tepat waktu dengan berbagai alasan para pelaksananya.
Saya dulu masuk semester pertama Agustus 2013 dan lulus di bulan Juli 2017. Well, I can say it was proper time. Right time. Or whatever. Well, honestly bisa lulus di waktu yang tepat didasari dengan alasan kuat ‘gak mau nyusahin orang tua’. Gak terlalu banyak pengganggu yang menanyakan ‘kapan lulus bar’ yah karena emang belum molor waktunya. Bukan juga didominasi oleh teman-teman sepaguyuban yang satu per satu bisa foto pakai selempang ‘Paguyuban, S.T siap dilamar’. Yeah karena pada dasarnya kita meneliti hal yang berbeda. Tempat berbeda. Waktu start berbeda. Dosen pembimbing berbeda. Lantas apa alasan yang mengharuskan kita harus ‘sama’?.. none
Apakah lulus tepat waktu berarti pintar? Tidak pasti. Apakah lulus tepat waktu berarti penelitiannya gampang? Well ‘gampang’ adalah ukuran relative. (tapi kalau ada yang ngegampangin penelitian saya, sini yuk berantem :”) ) apakah lulus tepat waktu berarti beruntung karena dosen pembimbingnya baik? HAHAHA justru dosen saya adalah salah satu dosen yang dihindari karena terkenal telitinya. Lantas apa yang buat bisa lulus tepat waktu. Ya itu tadi, utamanya adalah rasa tidak ingin menyusahkan orang tua. Alasan lain adalah karena para pendukung di balik layar.
Sedihnya, pemeran utama alasan lulus tepat waktu yaitu ‘orang tua’ bukanlah termasuk pendukung di balik layar yang nampak. Sekali lagi ‘yang nampak’. Apakah ada perlakuan khusus ketika berjuang skripsi? Gak ada. Apakah ada kata-kata penyemangat? Seingat saya tidak ada. Apakah ada bantuan? Ada, pasti. Tapi justru kadang pertanyaan mereka tentang ‘kapan teh? Si ini udah, si itu udah’ adalah hal yang menyakitkan. Well kalau mereka gak bermaksud menyindir, I know, mereka cuma mau tau progress. Walau kadang memang hal itu gak diterima positif oleh hati. Jadi kalau ada yang menebak lulus tepat waktu karena dukungan orang tua. Yeah mana ada. Doa mungkin, wallahu’alam. But still, Alhamdulillah saya punya support system untuk urusan langit.
Pemeran pendukung adalah orang dekat, orang nyeletuk, kadang orang lewat, kadang orang yang duduk bareng di depan jurusan saat mau bimbingan.
Awalnya, saya punya seorang teman yang sudah ada mulai lebih dulu, dan sudah ada tempat penelitian. Lalu menawari saya untuk penelitian di tempat yang sama. Memberi secercah harapan, karena saya tipe yang gak punya banyak ‘orang dalam’ di perusahaan manufaktur. Tapi karena berbagai factor. Saya lambat, ragu, dan gak berani untuk ‘nembak’ perusahaan tersebut. Well yes, I am little coward. Jadilah terbang semua rencana. Padahal saya sudah ada judul. Lalu akhirnya dapat perusahan kedua dan sekaligus yang terakhir.
Survey. Kemudian mikir. Oke, saya sudah ada rencana akan meneliti tentang apa. Tahap selanjutnya adalah pembuatan proposal. Di sini lah awal kata ‘kesanggupan’ itu.