Sabtu, 14 Mei 2011

Dia yang Sering Berpura-pura

Ya.. DIA yang bernama ….(*itu deh pokoknya), bisa dibilang dia seorang pembual, pembual ulung.

Kalau orang-orang malah sebel sama seorang pembual, justru aku malah bangga untuk hal yang satu ini. Sebenarnya, kejadian ini umum, tidak hanya terjadi di kehidupanku. Namun mungkin yang membuat posting ini hanya aku.

….ini ceritaku…..

*saat aku minta pergi ke mall, sepulang nya ia dari kantor, ia mau mengantarku. Ia malah menjawab, “kenapa nggak?”. Padahal aku tahu kalau ia pasti lelah dan berharap setibanya di rumah ia bisa segera mandi dan beristirahat. Tapi ia tetap mengantarku.

*saat ia sedang asyik-asyiknya makan, lalu akan mengambil jatahnya (*hanya untuk merecokinya), ia diam saja, tidak menolak. Dan aku berpikir, mungkin saat itu ia sedang ingin memprotes perbuatanku. Namu ia tetap diam.

*saat aku dimintai tolong olehnya, dan aku menolak. Ia hanya memprotes sedikit kepadaku dan tidak terlalu memusingkan. Dia minta tolong ke yang lain. Dan aku berpikir, bisa saja ia menyebutkan satu persatu jasanya yang sangat banyak terhadapku. Hingga aku terhenyak dan kesulitan bernapas. Namun, ia memang orang yang ikhlas dan tak mau disebut-sebut kebaikannya.

*saat ia melarang aku untuk ini itu , lantas aku marah kepadanya. Ia hanya berkata “itu, tidak pantas untukmu”. Sekarang, aku berpikir ia tak mau hal yang buruk menimpaku.

*saat aku meminta suatu barang yang harganya lumayan mahal, aku pergi menemuinya, dengan segala perkiraan aku meminta untuk dibelikan. Lalu, esoknya ia membelikan. Sekarang aku tahu, mungkin saat itu ia sedang menabung untuk keperluan lain, tapi ia tetap membelikan karena ia tak mau mengecewakan aku.

*saat aku iseng, menanyakan apakah ia sedang mempunyai banyak uang. Ia menjawab “ya”. Kemudian aku minta dibelikan sesuatu. Aku berpikir, mungkin sebenarnya ia sedang memikirkan hal lain yang harus dibeli atau dibayarkan. Tapi, sekarang uangnya telah tiada karena aku telah menggunakannya.

*saat ia pulang dan membawa barang-barang mahal ke rumah, dan reaksiku dan yang lain malah menolak. Aku berpikir, mungkin sebenarnya ia mau membuat kami senang, namun ia salah. Dia dapat pulang dan masuk rumah dengan selamat itu saja membuat kami merasa senang.

*saat ia sedang mandi, kemudian aku mengetuk pintu kamar mandi, dan memintanya untuk bersegera. Tak lama, ia sudah menyelesaikan urusannya. Aku berpikir, mungkin saat itu ia belum selesai dengan segala urusannya, namun ia mengalah demiku.

*saat di perjalanan mengantarku, ia mengantuk. Namun, ia bilang tidak apa – apa. Aku berpikir, mungkin ia bertekad tidak mau istirahat demi mengantarku ke tempat tujuan tepat pada waktunya.

*saat akhir pekan tiba, dan ia hanya menghabiskan waktu di rumah untuk sekedar beristirahat. Lalu, aku memprotesnya. Sekarang aku berpikir, mungkin ia lelah setelah hari-hari sebelumnya bekerja. Dan hari ini, ia butuh istirahat.

Ya.. ia/dia disini ialah abiku,, yang (mungkin ) tak pernah lelah menghidupi kami dan menjaga kami, keluarganya. Thanks to Allah, yang telah milihin beliau sebagai abiku. ABIKU YANG HEBAT.

Kalau karya penulis hebat Tere Liye ‘Ayahku (bukan ) Pembohong'.. aku juga punya karya dong..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar